Archive for Juni 2017
Berdasarkan Konsep, Sikap, Sifat Dan Cara-Cara Pemimpin Tersebut Melakukan
Dan Mengembangkan Kegiatan Kepemimpinan Dalam Lingkungan Kerja Yang
Dipimpinnya. Kepemimpinan Dapat Diklasifikasikan Kedalam Empat Tipe Yaitu :
1. Tipe Otoriter (Auhoritarian )
Tipe Ini Memiliki Ciri-Ciri Sebagai Berikut :
Sebagai Diktator
Menggerakan &Memaksa
Menunjuk & Memberi Perintah
Menyampaikan Instruksi
Tidak Adanya Rapat Atau Musyawarah
Pengawasan Adalah Pengontrolan, Bersifat Inspeksi
Timbul Oposisi,Menyerah Tanpa Kritik, Abs,
Sifat Apatis, Agresif.
2. Tipe Laizess Faire
Tipe Ini Memiliki Ciri-Ciri Sebagai Berikut :
Membiarkan Bawahan
Kontrol & Koreksi Tidak Ada
Tanpa Petunjuk & Saran
Tanggungjawab Dan Kekuasaan Simpang Siur.
(Kekacauan, Keberhasilan Karena Kematangan)
3. Tipe Pseudo-Demokratis
Tipe Ini Memiliki Ciri-Ciri Sebagai Berikut :
Demokratis Semu
Manipulasi Diplomatik
Keputusan Akhir Pada Pemimpin
4.Tipe Demokratis
Tipe Ini Memiliki Ciri-Ciri Sebagai Berikut :
Bukan Dikatator , Ditengah-Tengah
Stimulasi Anggota – Produktif
Tindakan Sesuai Kepentingan & Kesanggupan Bersama
Terbuka Atas Saran/Kritik/Pendapat/Ide
Sharing Power & Authorithy
Kekeluargaan Dan Persatuan
Mendelegasikan Sebagian Kekuasaan Dan Tanggungjawab.
Mengembangkan Kapasitas Diri Pribadi Sebagai Pemimpin.
Sumber :
Tipe - Tipe Kepemimpinan
Sejarah Pengembangan Organisasi sangat erat hubungannya
dengan teori organisasi. Teori Organisasi meliputi teori organisasi klasik,
teori organisasi neoklasik, dan teori organisasi modern.
Teori Organisasi Klasik
Teori klasik (classical theory) kadang-kadang disebut juga
teori tradisional yang berisi konsep-konsep tentang organisasi mulai tahun
1800( abad 18).
Dalam teori ini, organisasi secar umum digambarkan oleh para
teoritisi klasik sebagai organisasi yang sangat tersentralisasi dan
tugas-tugasnya terspesialisasi, serta memberikan petunjuk mekanistik structural
yang kaku dan tidak mengandung kreatifitas. Dalam teori ini organisasi
didefinisikan sebagai struktur hubungan, kekuasaan-kekuasaan, tujuan-tujuan,
peranan-peranan, kegiatan-kegiatan, komunikasi dan faktor-faktor lain bila
orang-orang bekerja sama.
Teori Klasik berkembang dalam 3 aliran yaitu: teori
birokrasi, teori administrasi, dan manajemen ilmiah.
I. Teori Birokrasi
Teori ini dikemukakan oleh Max Weber dalam bukunya “The
Protestant Ethic dan Spirit of Capitalism”.
Karakteristik-karakteristik birokrasi menurut Max Weber:
1. Pembagian Kerja yang jelas.
2. Hirarki wewenang yang dirumuskan secara baik
3. Program rasional dalam mencapai tujuan organisasi
4. Sistem prosedur bagi penanganan situasi kerja
5. Sistem aturan yang mencakup Hak dan Kewajiban posisi para
pemegang jabatan
6. Hubungan antar pribadi yang bersifat impersonal.
II. Teori Administrasi
Teori ini sebagian besar dikembangkan atas dasar sumbangan
Henri Fayol dan Lyndall Urwick dari Eropa serta Mooney dan Reiley dari Amerika.
Henri Fayol mengemukakan dan mambahas 14 kaidah manajemen
yang menjadi dasar perkembangan teori ini yaitu:
- Pembagian Kerja / Division of Work
- Wewenang dan Tanggung jawab
- Disiplin
- Kesatuan perintah
- Kesatuan pengarahan
- Mendahulukan kepentingan umum dari pada pribadi
- Balas jasa
- Sentralisasi
- Rantai scalar
- Aturan
- Keadilan
- Kelanggengan personalia
- Inisiatif
- Semangat korps
III. Manajemen Ilmiah
Manajemen Ilmiah dikembangkan oleh Frederick Winslow Taylor
tahun 1900. Ada beberapa pendapat tentang manajemen ilmiah, salah satunya
adalah mengatakan manajemen ilmiah merupakan penerapan metode ilmiah pada studi,
analisa, dan pemecahan masalah-masalah organisasi.
Taylor mengemukakan empat kaidah dasar manajemen yang harus
dilaksanakan dalam organisasi perusahaan, yaitu:
o Menggantikan metoda-metoda kerja dalam praktek dengan
berbagai metoda yang dikembangkan atas dasar ilmu pengetahuan tentang kerja
yang ilmiah dan benar.
o Mengadakan seleksi, latihan-latihan dan pengembangan para
karyawan secara ilmiah.
o Pengembangan ilmu kerja serta seleksi, latihan dan
pengembangan secara ilmiah harus diintegrasikan.
o Untuk mecapai manfaat manajemen ilmiah, perlu dikembangkan
semangat dan mental para karyawan.
Teori organisasi klasik sepenuhnya hanya menguraikan anatomi
organisasi formal. Dalam organisasi formal ada empat unsure pokok yang selalu
muncul, yaitu:
System Kegiatan yang
terkoordinasi
Kelompok orang
Kerjasama
Kekuasaan dan
kepemimpinan
Menurut para pengikut aliran teori klasik, adanya suatu
organisasi formal sangat tergantung pada empat kondisi pokok, yaitu:
Kekuasaan
Saling melayani
Doktrin
Disiplin
Teori Organisasi Neoklasik
Teori Neoklasik secara sederhana dikenal sebagai aliran
hubungan manusiawi(The Human Relation Movement). Teori neoklasik dikembangkan
atas dasar teori klasik. Dasar teori ini adalah menekankan pentingnya aspek
psikologis dan social karyawan sebagai individu maupun sebagai bagian kelompok
kerjanya. Perkembangan teori neoklasik dimulai dengan inspirasi
percobaan-percobaan yang dilakukan di Howthorne dan dari tulisan Huga
Munsterberg.
Percobaan-percobaan ini dilakukan dari tahun 1924 sampai
1932 yang menandai permulaan perkembangan teori hubungan manusiawi dan
merupakan kristalisasi teori neoklasik. Pada akhirnya percobaan Howthorne
menunjukkan bagaimana kegiatan kelompok-kelompok kerja kohesif sangat
berpengaruh pada operasi organisasi.
Dalam hal pembagian kerja, teori neoklasik mengemukakan
perlunya hal-hal sebagai berikut:
Partisipai
Perluasan kerja
Manajemen bottom-up
Teori Organisasi Modern
Teori modern biasanya disebut juga sebagai analisa sistem
pada organisasi. Teori modern melihat bahwa semua unsur organisasi sebagai satu
kesatuan dan saling ketergantungan, yang di dalamnya mengemukakan bahwa
organisasi bukanlah suatu sistem tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang
stabil, akan tetapi organisasi merupakan sistem terbuka.
Teori modern dikembangkan tahun 1950, dalam banyak hal yang
mendalam teori modern dengan klasik berbeda, perbedaan tersebut diantaranya:
Teori Klasik
memusatkan pandangannya pada analisa dan deskripsi organisasi, membicarakan
konsep koordinasi, scalar dan vertikal.
Teori Modern
menekankan pada perpaduan dan perancangan menjadikan pemenuhan suatu kebutuhan
yang menyeluruh, lebih dinamis dan lebih banyak variabel yang dipertimbangkan.
Teori Modern menunjukkan tiga kegiatan proses hubungan
universal yang selalu muncul pada sistem manusia dalam perilakunya
berorganisasi, yaitu:
Komunikasi
Konsep keseimbangan
Proses pengambilan
keputusan
Tujuan Perkembangan Organisasi ;
1. Menciptakan keharmonisan hubungan kejra antara pimpinan
dengan staf anggota
organisasi.
2. Menciptakan kemampuan memecahkan persoalan organisasi
secara lebih terbuka
3. Menciptakan keterbukaan dalam berkomunikasi.
4. Merupakan semangat kerja para anggota organisasi dan
kemampuan
mengendalikan diri.
Sebagai contohnya : Bangunan piramida di Mesir dan candi
Borobudur di Indonesia harus melibatkan ratusan sampai ribuan orang dan
menggunakan ribuan batu sebagai bahan dasarnya. Tentu pekerjaan besar tersebut
harus dilakukan dengan perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian yang
cermat. Jadi, manajemen bisa juga disebut dengan kesatuan dari
kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Kita juga sebagai manusia sering melakukan
kegiatan manajemen, sejak dari kita anak-anak sampai dewasa nanti. Tanpa
memanage atau mengatur diri kita sendiri kita tidak bisa mencapai sesuatu yang
kita inginkan. Sebagai contoh kita ingin pergi ke sekolah terlebih dahulu kita
harus mengatur diri kita mulai dari bangun tidur hingga sampai di sekolah.
Jadi, seseorang yang memanage dirinya dengan sebaik-baiknya maka ia akan
mendapatkan sesuatu yang ditujunya.
Efektif dan efisiensi
Seringkali kita berbicara mengenai dua kata yang sering
dibicarakan secara bersamaan. Kata Efektif dan efisiensi. Dimana ada kata efektif pasti juga ada kata
efisien. Tapi, apakah kita tahu makna dari masing-masing dari kedua kata
tersebut. Misalnya dalam kalimat, Dengan penerapan teknologi tersebut
diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas atau dengan penggunaan
secara efektif dan efisien dapat mengurangi pemborosan energi. Efektif dan
efisien tersebut menjadi kata yang tidak terpisahkan.
Efektif
Efektivitas adalah pencapaian tujuan secara tepat atau
memilih tujuan-tujuan yang tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan cara
dan menentukan pilihan dari beberapa pilihan lainnya. Efektifitas bisa juga
diartikan sebagai pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan yang
telah ditentukan. Sebagai contoh jika sebuah tugas dapat selesai dengan
pemilihan cara-cara yang sudah ditentukan, maka cara tersebut adalah benar atau
efektif.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, Kata efektif berarti
ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya);
manjur atau mujarab (tt obat); dapat membawa hasil; berhasil guna (tt
usaha, tindakan); mulai berlaku (tt undang-undang,
peraturan). Sedangkan definisi dari kata efektif yaitu suatu pencapaian tujuan
secara tepat atau memilih tujuan-tujuan yang tepat dari serangkaian alternatif
atau pilihan cara dan menentukan pilihan dari beberapa pilihan lainnya.
Efektifitas bisa juga diartikan sebagai pengukuran keberhasilan dalam
pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Misalnya jika suatu pekerjaan
dapat selesai dengan pemilihan cara-cara yang sudah ditentukan, maka cara
tersebut adalah benar atau efektif.
Efisien
Sedangkan efisiensi adalah penggunaan sumber daya secara
minimum guna pencapaian hasil yang optimum. Efisiensi menganggap bahwa
tujuan-tujuan yang benar telah ditentukan dan berusaha untuk mencari cara-cara
yang paling baik untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Efisiensi hanya dapat
dievaluasi dengan penilaian-penilaian relatif, membandingkan antara masukan dan
keluaran yang diterima. Sebagai contoh untuk menyelesaikan sebuah tugas, cara A
membutuhkan waktu 1 jam sedang cara B membutuhkan waktu 2 jam, maka cara A
lebih efisien dari cara B. Dengan kata lain tugas tersebut dapat selesai
menggunakan cara dengan benar atau efisiensi.
Arti kata efisien menurut kamus besar bahasa Indonesia yaitu
tepat atau sesuai untuk mengerjakan (menghasilkan) sesuatu (dengan tidak
membuang-buang waktu, tenaga, biaya),
mampu menjalankan tugas dengan tepat dan cermat, berdaya guna, bertepat guna. Sedangkan
definisi dari efisien yaitu Sedangkan efisiensi adalah penggunaan sumber daya
secara minimum guna pencapaian hasil yang optimum. Efisiensi menganggap bahwa
tujuan-tujuan yang benar telah ditentukan dan berusaha untuk mencari cara-cara
yang paling baik untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Efisiensi hanya dapat
dievaluasi dengan penilaian-penilaian relatif, membandingkan antara masukan dan
keluaran yang diterima. Misalnya suatu pekerjaan dapat dikerjakan dengan cara A
dan cara B. Untuk cara A dapat dikerjakan selama 1 jam sedangkan cara B
dikerjakan dengan waktu 3 jam. dengan begitu dengan cara A (cara yang benar)
baru bisa dikatakan cara yang efisien bila dibandingkan dengan cara B.
Itulah perbedaan dari kata efektif dan efisien. Efektif
lebih kearah melakukan sesuatu dengan benar (do the thing right). Sedangkan efisien berarti melakukan sesuatu
yang benar (do the right thing). Jika
kita melakukan sesuatu sebaiknya secara efektif dan efisien. Do the Right thing
Right atau melakukan sesuatu yang benar dengan cara yang benar.
Sumber :
Sumber :